Takhanya sampai di situ, berikut POKER ONLINE rangkum sederet foto yang membuktikan bahwa bumi memang sedang "sekarat". Mari kita simak bersama. Bukti Bahwa Kita Sudah Ada di Penghujung Masa, Foto-Foto ini Seolah Turut Berbicara. Hutan Amazon, rumah bagi ribuan spesies hewan dan tumbuhan, mengalami kebakaran hebat sejak beberapa minggu
Ensambeltalempong jinjiang [1] dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau, tidak dapat dipisahkan dari perjalan sejarah masa lalu. Sebagai alat musik; Soeharto (1978) menjelaskan bawa talempong adalah alat musik dari Minangkabau sejenis bonang yang terbuat dari perunggu dan sejenisnya, bentuknya budar dengan pencu di tengah, ada yang dimaikan sambil berjalan, tangan kiri menenteng satu atau dua
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, bukti bahwa agama islam sudah sampai di nusantara pada abad ke-7 masehi, yaitu catatan dari dinasti tang. Kami sarankan juga untuk membaca artikel yang bermanfaat lainya seperti Beliau putra dari Tumenggung Wilatikta adipati Tuban, nama kecilnya adalah Raden Said.
Fast Money. Jakarta - Sebuah gerak yang diberi bentuk ritmis dari anggota badan di dalam ruang dan waktu tertentu disebut dengan seni tari. Di Indonesia, seni tari telah ada sejak zaman prasejarah, bahkan hingga masa prasejarah, tarian-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki meski masih dari buku Mengenal Seni Tari Indonesia karya Muryanto, para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai seni Prof. Dr. Soedarsono, seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dalam bentuk gerak yang ritmis dan indah. Sementara itu, BPH Suryodiningrat mendefinisikan seni tari sebagai gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama serta mempunyai maksud masa kerajaan Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Bahkan berkembang pesat hingga menjadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara keagamaan dan upacara itu, di era kerajaan Islam, seni tari digunakan untuk menyebarkan agama dengan mempertimbangkan sejumlah hal. Jika ada yang tidak sesuai maka akan umum, sejarah perkembangan seni tari di Indonesia dapat dibagi ke dalam 5 masa, berikut penjabarannya1. Zaman PrasejarahPada era ini, manusia belum mengenal tulisan. mereka hidup secara berkelompok dan berpindah-pindah sambil bercocok tanam. Kepercayaan yang dianut seperti animisme, dinamisme, dan masa itu, tari-tarian sudah tercipta dengan menggunakan gerakan tangan dan kaki walaupun masih sangat sederhana. Lalu, mereka juga telah mengenal instrumen sebagai pengiring jadi salah satu instrumen musik yang digunakan pada zaman prasejarah dan membuktikan perkembangan seni tari di masa tari pada zaman prasejarah banyak dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat, sehingga bentuknya terlihat sepertiSangat sederhanaGerak dan iringan tari sederhanaRiasannya dominan berwarna putih, hitam, dan merahTidak ada norma-norma yang mengatur gerak tariSekedar memenuhi untuk pelaksanaan upacaraGerak tari fokus pada kaki dan tangan2. Zaman Indonesia-HinduPada masa pemerintahan Indonesia-Hindu, seni tari banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Mayoritas pedagang yang datang cenderung menetap bahkan menikah dengan penduduk bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh agama Hindu, terutama pada masa Kerajaan Singasari, Kediri, tumpel, dan Majapahit. Hal tersebut menjadi penyebab perpaduan tari India dan budaya yang ada pada kerajaan-kerajaan masa masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kutai, perkembangan seni tari mengalami kemajuan yang pesat dan jadi bagian penting dalam pelaksanaan upacara jenis tari yang disajikan pada zaman Indonesia-Hindu, sebab seni tersebut mendapat perhatian dari para raja dan bangsawan. Jenis-jenis tari itu meliputi tarian untuk upacara adat dan upacara itu, tarian tradisional juga ikut berkembang sebagai hiburan atau tontonan yang menarik pada kala itu. Pertumbuhan seni tari di zaman Indonesia-Hindu bersumber dari cerita Mahabharata dan Ramayana yang menggambarkan kebudayaan bentuk gerak disusun selaras dengan kebutuhan upacara yang dilandasi atas kepercayaan bahwa seni tari berasal dari para Zaman Indonesia-IslamSetelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, pengaruh agama Islam mulai menyebar. Para penyebar agama Islam mulanya kesulitan dalam menarik simpati masyarakat, sehingga mereka menempuh cara dengan memadukan budaya Islam dengan budaya yang telah ada, yaitu budaya tari yang dipakai oleh penyebar agama Islam tidak jauh berbeda dengan zaman Indonesia-Hindu. Pada perkembangannya, jenis tari yang berasal dari zaman Indonesia-Hindu tetap terpelihara dan dikembangkan sebagai sarana penyebaran ada yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka akan diubah. Beberapa fungsi seni tari disesuaikan mengikuti perubahan peradaban masyarakat yang telah menganut ajaran agama agama Islam, Sunan Kalijaga menciptakan beberapa jenis topeng untuk melengkapi jenis topeng yang telah ada sejak zaman memiliki ide untuk mengembangkan Bedoyo Sapto, sebuah tarian pada zaman Indonesia-Hindu dengan jumlah penari mulanya 7 orang dan diubah menjadi 9 penari itu menggambarkan bidadari cantik di kayangan, yaitu Suprobo, Wilutomo, Rasiki, Surendro, Bagan Mayang, Irim-Irim, dan Tunjung Biru. Kemudian, diubah menjadi 9 dengan melambangkan jumlah itu, angka 9 juga diartikan sebagai jumlah total yang dimiliki manusia. Sejak saat itu, seni tari yang berasal dari kerajaan Hindu mengalami penggarapan di lingkungan kerajaan Islam memberikan pengaruh yang besar terhadap kesenian di Zaman PenjajahanPada era kolonialisme atau penjajahan, seni tari banyak mengalami kemunduran. Suasana tersebut membawa penderitaan bagi rakyat, sehingga diabaikan dan bukan menjadi salah satu kebutuhan dalam masyarakat. Hanya di lingkungan tertentu saja seni tari masih terpelihara dengan baik, seperti di istana atau seni tari itu bertujuan untuk menyambut tamu raja, sebagai rangkaian acara pernikahan putra dan putri raja, penobatan, hingga jumenengan penjajahan yang semakin menyengsarakan masyarakat, muncullah aspirasi untuk menciptakan jenis tari yang mengangkat semangat kepahlawanan, seperti tari prajurit, tari pejuang, tari Prawiroguno dan tari Zaman Setelah Kemerdekaan hingga SekarangSetelah pasca kemerdekaan, seni tari mengalami perkembangan yang jauh lebih baik dibandingkan zaman sebelumnya. Banyak jenis-jenis tari mulai kembali ditekuni, seperti tarian untuk upacara adat daerah, tarian sebagai upacara keagamaan di Bali, dan tarian hiburan untuk melepas yang dibuat sebagai tontonan juga mengalami kemajuan. Sebagai bukti, hal itu terlihat dari menjamurnya sanggar-sanggar tari di itulah sejarah seni tari di Indonesia beserta perkembangannya dari masa ke masa. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan detikers ya! Simak Video "Tiket Indonesia Open Habis, Panitia Siapkan Tiket Tambahan Offline" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Jakarta - Tari Serimpi merupakan tarian Jawa klasik yang sudah ada sejak zaman kerajaan. Tarian ini terkenal memiliki gerak yang sangat halus dan cerita yang mengandung nilai zaman Mataram, Serimpi berfungsi sebagai tari pengiring pada upacara kerajaan. Ciri khas tarian ini adalah bunyi gending dari gamelan yang mengikuti gerakan para dari situs resmi Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, sejarah Tari Serimpi tidak dapat terlepas dari kisah raja Mataram yakni Sultan Agung masa kekuasaan Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan dan sangat terkenal hingga ke penjuru nusantara. Salah satu bukti kejayaannya adalah berkembangnya kesenian tradisional dari dalam keraton, termasuk Tari zaman dulu, kesenian ini memperlihatkan keindahan serta nilai estetika seni tinggi dan identik dengan keanggunan, kecantikan, serta kesopanan para Tari Serimpi pada masa Sultan ke-3 ini memiliki fungsi sakral yakni hanya dipertunjukkan pada acara-acara tertentu seperti acara pisowanan agung maupun acara peringatan hari penting Mataram kala itu baru mengenal Tari Serimpi pada tahun 70-an, jauh setelah kesenian tari tersebut SerimpiMasih dikutip situs resmi Pemprov DIY, kata "serimpi" berasal dari bahasa jawa yakni "impi" yang memiliki arti "mimpi". Maksud ini diberikan karena pertunjukan tarian Serimpi bisa membawa siapapun yang menyaksikan seperti berada di alam mimpi yang tenang dan ditambah dengan adanya suara gending jawa beserta gamelan pengiring yang melantunkan irama nada asri nan damai sehingga membuat mata tersayup-sayup bak di alam Tari SerimpiAdapun jenis Tari Serimpi dari kedua kerajaan pewaris Mataram dapat dibedakan menjadi 2 yakni Serimpi gaya Ngayogyakarta dan Serimpi gaya buku Tari Srimpi, "Ekspresi Budaya Para Bangsawan Jawa" karangan Arif E. Suprihono, Serimpi Surakarta terdiri dariSerimpi Anglirmendhung,Serimpi Bondan,Serimpi Dhempel,Serimpi Ganda Kusuma,Serimpi Gambirsawit,Serimpi Gendiyeng,Serimpi Glondong Pring,Serimpi Jayaningsih,Serimpi Lobong,Serimpi Ludiromasu,Serimpi Muncar,Serimpi Sangupati,Serimpi Sukarsih,Serimpi Serimpi Yogyakarta terdiri dari1. Serimpi Babar Layar,2. Serimpi Dhempel,3. Serimpi Dhendhang Sumbawa,4. Serimpi Gambirsawit,5. Serimpi Genjung,6. Serimpi Hadi Wulangunbrangta,7. Serimpi Irim-irim,8. Serimpi Jaka Mulya,9. Serimpi Serimpi Jemparing,11. Serimpi Kadarwati,12. Serimpi Kandha,13. Serimpi Lala,14. Serimpi Ladrangmanis,15. Serimpi Layu-layu16. Serimpi Lobong,17. Serimpi Ludiromadu,18. Serimpi Mijil,19. Serimpi Muncar/serimpi Cina,20. Serimpi Pandelori,21. Serimpi Pestul,22. Serimpi Pramugari,23. Serimpi Riyambada,24. Serimpi Ranggajanur,25. Serimpi Ranumanggala,26. Serimpi Renggawati/Serimpi Hadi Wulangun Serimpi Renyep,28. Serimpi Sangupati,29. Serimpi Sekarkina,30. Serimpi Sekarsemeru,31. Serimpi Sigramangsah,32. Serimpi Sudorowerti,33. Serimpi Tamenggita,34. Serimpi Teja,35. Serimpi Tunjunganom36. Serimpi Merakkesimpir,37. Serimpi Ringgitmunggeng kelirItulah sejarah, makna dan jenis Tari Serimpi yang sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram. Jangan lupa lestarikan ya, detikers! Simak Video "Tarian Tradisional Desa Lombasana, Makassar" [GambasVideo 20detik] lus/lus
- Tari primitif merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia. Tari Primitif berkembang di sejumlah daerah dari Pulau Sumatera hingga Pulau Papua. Perkembangan tarian primitif terjadi pada masa primitif atau sebelum masyarakat memiliki peradaban. Bentuk tarian lebih sederhana. Meski muncul sebelum peradaban, beberapa tari primitif masih dikenal hingga kini. Pengertian Tari Primitif Masa primitif merupakan zaman prasejarah, yakni masa sebelum kerajaan sehingga belum memiliki pemimpin formal. Tari primitif adalah tari yang berkembang pada masa masyarakat primitif yang belum memiliki peradaban. Salah satu perkembangan periodesisasi seni tari yaitu sekitar SM hingga 400 M, masa tersebut disebut periodisasi primitif. Pada zaman masyarakat primitif terbagi menjadi dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu tarian hanya diiringi dengan sorak sorai dan tepuk tangan. Sedangkan pada zaman logam sudah ditemukan instrumen musik berupa nekara. Baca juga Tari Tor-Tor Massal, Daya Tarik Festival Danau Toba Nekara adalah suatu alat seperti tambur besar yang bentuknya seperti dandang terbalik atau ditelungkupkan. Nekara banyak terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Roti, Pulau Leti, serta Pulau Slear. Dalam lukisan-lukisan yang terdapat dalam nekara terdapat gambar penari yang di bagian atasnya dihiasi bulu-bulu burung dan daun-daunan. Saat itu, seni muncul sebagai ungkapan perasaan ekspresi manusia atas suasana tertentu. Lonjakan kegembiraan maupun lompatan manusia purba saat berburu binatang merupakan ekspresi yang disusun dalam bentuk tarian. Tari primitif merupakan tarian yang berkembang di daerah yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan pada pemujaan roh leluhur dan estetika tari. Baca juga Kepercayaan Animisme Pengertian, Sejarah, dan Contohnya Ciri-ciri Tari Primitif Tari primitif memiliki sejumlah ciri-ciri sesuai perkembangan zaman pada waktu itu, yaitu Gerakan tari berulang dengan iringan sangat sederhana, yaitu berupa tepuk tangan, hentakan kaki, suara, dan gerakan sederhana. Gerakan dilakukan dengan tujuan tertentu, seperti meniru gerakan binatang karena berburu, tujuan ritual tertentu, perkawinan, kelahiran, maupun panen. Instrumen tari sangat sederhana, yaitu alat pukul seperti tifa atau kendang. Tari bersifat sakral disucikan sebab untuk upacara keagamaan. Tata rias penari sederhana dan bisa beralkuturasi dengan alam sekitar Pola lantai tari primitif umumnya berupa lingkaran yang menggambarkan kekuatan. Gerakan tari primitif juga sekehendak hati dan sebagai pernyataan kolektif. Contoh Tari Primitif Tari primitif terdapat di sejumlah daerah di Indonesia. Berikut ini contoh tari primitif. Baca juga Tari Perang, Melambangkan Kepahlawan dan Kegagahan Rakyat Papua Tari Tor-Tor dari Sumatera Utara Tari Hudaq dari Kalimantan Tari Tarawangsa dari Jawa Barat Tari Turuk Langgai dari Pulau Mentawai Tari Ular dari Jawa Barat Tari Perang dari Papua Tari Tellu 'Otul dari Papua Tari Tobe dari Papua Tari Kuna dan Tari Rontek Singo Wulung dari Jawa Timur Sebagai informasi, tari primitif berbeda dari tari tradisional. Tari tradisional merupakan tari yang lebih moderen dari tari primitif. Sumber dan
bukti bahwa pada zaman primitif sudah ada tarian yakni